Simpang Lima dijadikan sebagai pusat Alun-alun Semarang berdasarkan atas usulan Presiden RI pertama kali yaitu Ir. Soekarno dengan alasan Pusat alun-alun yang semula berada di Kawasan Kauman telah beralih fungsi menjadi Pusat Perbelanjaan. Rencana pembangunan Lapangan Pancasila waktu itu dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham (Jalan Pahlawan Semarang). Lapangan Pancasila kemudian dapat terbangun pada tahun 1969.

Saat ini Lapangan Pancasila atau Lapangan Simpang Lima sudah menjadi landmark kota Semarang merupakan ruang terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat Semarang untuk beraktivitas. Kota Semarang sendiri menjadi identik dengan Simpang Lima, karena pusat kegiatan dan keramaian berada disini.

Pada malam hari banyak disewakan sepeda lampu dengan bentuk unik. Banyak orang tua yang mengajak anaknya untuk berwisata atau sekedar menikmati suasana kota.

Lapangan Simpang ini biasanya pada hari Minggu di padati oleh pengunjung yang ingin berolahraga, jalan-jalan, dan aktivitas lainnya. Apalagi disaat menjelang pergantian tahun, Simpang Lima Semarang menjadi pusat perayaan pergantian Tahun. Biasanya di Simpang Lima Semarang ini diadakan pesta kembang api dan konser musik.

Di sekeliling Lapangan Pancasila, ada Pujasera tempat para pedagang menjajakan makanannya.

Berbagai jenis makanan tradisional ada di sini. Mulai dari yang khas Semarang seperti tahu gimbal, wedang tahu, soto bokoran, dan lumpia; sampai khas daerah lain seperti coto Makassar, dan soto Lamongan.

Jadi, jangan khawatir kalau kamu hanya punya waktu satu hari tapi ingin merasakan berbagai macam kuliner Semarang. Selama perutmu masih bisa diisi, kamu bisa memesan masakan yang kamu inginkan.

Tak perlu khawatir akan mendapat harga fantastis seperti yang sering terjadi di Malioboro Jogja. Di sini, rata-rata penjual menempelkan daftar harganya sehingga kamu tak perlu khawatir tertipu.

Hanya saja, kamu hanya bisa menikmati aktivitas ini di Simpang Lima Semarang malam hari. Karena, penjual baru mulai membuka dagangannya sekitar magrib sampai dini hari.